Sunday, June 24, 2012

Resensi Buku - Orangtuanya Manusia


Tidak Ada “Produk” yang Gagal, Setiap Anak adalah Bintang

Siapa pun Anda, tanpa kehadiran anak, mungkin Anda masih bahagia dengan kesibukan Anda sekarang. Tapi, jika Anda meninggalkan dunia ini, berapa lama orang-orang yang ada di sekeliling Anda akan mendoakan Anda? Siapa lagi yang akan mendoakan Anda lebih lama jika bukan anak dan anggota keluarga?


Memang, memiliki anak pastilah juga beban. Anda harus membiayai sekolah mereka, membesarkan mereka, dan banyak lagi. Tetapi, “Demi Allah!” anugerah dan kebahagiaan yang Anda dapatkan jauh lebih banyak dan tak sebanding dengan beban yang Anda terima. Anak-anak dilahirkan ke dunia memang untuk menjadi rezeki bagi orang tuanya. Bahkan dalam Alquran, kata anak (aulad) sering sekali disandingkan dengan kata harta (amwal). Namun, sebagaimana harta, anak yang semula diturunkan menjadi rezeki, bisa saja berubah menjadi bencana yang akan mencelakakan manusia. Ada apa ini?


Adakah anak bermasalah di dunia ini yang dilahirkan sejak awal tersurat untuk menjadi anak bermasalah? Adakah anak yang lahir ke dunia sudah berniat di kepalanya sejak lahir untuk menghancurkan masa depannya? Adakah anak yang lahir ke dunia berniat di kepalanya “jika besar nanti, aku akan malas belajar, akan membangkang kepada orang tua, mencuri harta orang tua, akan menyusahkan Ayah dan Bunda, akan kecanduan narkoba, ingin hamil di luar nikah”? Tidak mungkin bukan?

Lalu ketika anak bermasalah, sebagian orang tua biasanya menjual dalil: “anak-anak saya bermasalah karena terpengaruh lingkungan pergaulan teman-temannya”. Pertanyaannya, mengapa anak bermasalah ini lebih terpengaruh teman daripada terpengaruh orang tuanya? Bukankah orang tua sering berdalih dengan “jualan” darah dan keringat? “Mama yang melahirkan kamu dengan darah” atau “Ayah sudah capek membesarkan kamu dengan keringat!”

Lewat buku ringan dan praktis ini, Munif Chatib ingin membantu para orang tua menyukseskan pendidikan anak-anaknya. Berdasarkan pengalamannya sebagai praktisi pendidikan, baik mengajar langsung maupun menjadi konsultan, penulis bestseller Sekolahnya Manusia dan Gurunya Manusia ini memberikan wawasan baru yang mengubah paradigma orang tua bahwa setiap anak itu cerdas, setiap anak berpotensi, setiap anak adalah bintang, dan tidak ada “produk” yang gagal.

Dengan pemahaman tersebut, diharapkan orang tua dapat memberikan stimulus dan lingkungan yang tepat sesuai bakat dan minat setiap anak. Dengan demikian, putra-putri kita akan menjadi sumber daya manusia yang tak sekadar cerdas, tetapi juga peduli terhadap lingkungannya dan menjadi seorang profesional.

Untuk itu, dapatkan dalam buku dengan judul Orangtuanya Manusia ini paradigma baru pendidikan dan juga tips serta trik bagaimana: Memberikan stimulus tepat untuk melejitkan kecerdasan anak; Menyukseskan pendidikan anak; Membangkitkan rasa percaya diri anak; Mengidentifikasi bakat dan minat anak; Memilih sekolah yang tepat; Membantu anak belajar di rumah; dan Mengatasi pengaruh media dan pornografi.

Kebutuhan emosi anak hanya bisa dipenuhi oleh perbuatan emosional pula! Dari orang tua sendiri, bukan dipenuhi dengan mainan, jajanan, makanan, handphone, dan benda-benda materi lainnya. Oleh karena itu, bukan kampanye antinarkoba, bukan kampanye reproduksi sehat, bukan kampanye anti-bullying, melainkan kampanyekan para orang tua untuk kembali mengurus keluarganya yang harus terus digalakkan: Tak sekadar memberi makan dan perlindungan tubuh semata, tetapi juga emosi, jiwa, atau mentalnya. Jika para orang tua mengurus keluarganya, semua kampanye tadi atau apa pun, bukankah seharusnya juga semua itu bisa dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya?

Judul : Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak
Penulis : Munif Chatib
Penerbit : Kaifa, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Mei 2012
Halaman : 212 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 24 cm
Kategori : Kecerdasan
Haraga : Rp65.000 Rp55.250

Bandung, 23 Juni 2012
Suro Prapanca
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 24 Juni 2012

No comments: