BANDUNG - Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jabar segera menggelar Bandung Islamic Book Fair (BIBF) 2012 di Landmark Convention Hall, Jalan Braga Kota Bandung, Rabu-Selasa (9-15/5). BIBF 2012 mengusung tema Iqra ABCD Buku, Jadi Berilmu.
"Maksud dari ABCD tersebut adalah kepanjangan dari ambil, baca, ceritakan, dan diamalkan," Kata Ketua pelaksana BIBF Sumbodo pada konferensi persnya di Little White Cafe, Jalan Lodaya Kota Bandung, Jumat (4/5).
Sumbodo mengatakan, BIBF 2012 merupakan salah satu upaya Ikapi Jabar mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat.
"Setidaknya kami menyediakan 101 stan dan gerai bagi 70 peserta kegiatan ini. Peserta merupakan perusahaan penerbit terkemuka di Kota Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta," jelasnya.
Menurut Sumbodo, terdapat berbagai acara yang akan digelar di BIBF 2012 seperti Festival Anak Muslim Indonesia, bioskop empat dimensi, dan lomba-lomba kreatif lainnya. Selain itu, Ikapi Jabar juga turut menghadirkan grup musik Debu sebagai ikon dalam pameran BIBF 2012.
"Kami berharap adanya BIBF 2012 ini dapat memotivasi masyarakat, khususnya Kota Bandung untuk lebih peduli dalam hal membaca dan dapat menerapkan nilai-nilai islami yang diajarkan agama," imbuhnya.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, antusiasme warga yang datang sangat bagus. Diperkirakan lebih 100.000 pengunjung. "Tahun ini kami prediksi jumlah itu bisa lebih meningkat," kata dia.
Dalam BIBF 2012 juga akan dianugerahkan penghargaan Ikapi Jabar Award kepada tokoh penulis buku Islami, berupa piagam dan uang tunai sebesar Rp2,5 juta.
"Intinya BIBF 2012 sangat meriah jika dibanding tahun-tahun kemarin. Selain itu, pengunjung akan mendapatkan doorpize dan hadiah ponsel yang diundi pada penutupan," ucapnya.
Di lain pihak, Ikapi Jabar tidak merasa khawatir dengan perkembangan teknologi elektronik yang terjadi saat ini. Sumbodo menilai, buku cetak tidak akan tersingkirkan dengan adanya produk seperti buku elektronik.
"Justru, menurut saya perkembangan elektronik tersebut merupakan sahabat bagi penerbit buku cetak. Karena kalau tidak ada buku elektronik, sebuah buku tidak akan cepat terkenal," katanya.
Untuk itu, kecanggihan teknologi informasi saat ini perlu dimaksimalkan para penerbit. "Dengan begitu, pembaca bisa memilih mana bacaan yang sehat dan yang tidak," ujarnya.
Sembodo berharap Pemprov Jabar bisa memberi kemudahan bagi para penerbit antara lain dengan cara menurunkan pajak. "Dengan menurunkan pajak nantinya akan berimbas kepada masyarakat yang akan mendapatkan diskon buku dengan harga serendah-rendahnya," ujarnya. (riza pahlevi/rey)
Dikutip dari Inilahkoran, Sabtu 5 Mei 2012 (halaman 5)
No comments:
Post a Comment