Di mana ada air di situ ada kehidupan. Para blogger pun punya cara sendiri menjaga kelestariannya.
Kalau biasanya para blogger saling sapa di dunia maya, Sabtu (5/12/2011) pagi, mereka bisa kopi darat, bertemu dan saling bercengkerama di Café Dacosta, Hotel Bumi Sawunggaling, Jalan Sawunggaling, Kota Bandung.
Para blogger yang memiliki beragam minat, bersama-sama menyerap wawasan tentang konservasi sumber daya air dari para pakar lingkungan. Semua berlangsung dalam suasana santai, meski materi yang disampaikan para pakar lumayan berat.
Pertemuan blogger mengangkat tema “Hijau Alamku Lestari Airku: Bincang-bincang Konservasi Sumber Daya Air Bersama Blogger” ini menghadirkan ahli di bidang air yaitu Dr. Hendarmawan Ir., M.Sc. (Dekan Fakultas Teknik Geologi Unpad) dan Mochamad Saleh dari Yayasan Kehati.
Duduk di sofa depan panggung, Hendarmawan menyampaikan bahwa peredaran air di bumi mengikuti daur yang berulang dan bersifat tertutup, yang dikenal sebagai daur hidrologi, serta air tanah merupakan bagian dari daur hidrologi tersebut.
Menurut Hendarmawan, sekitar 70% dari permukaan bumi tertutup air. Dari keseluruhan kandungan air yang ada di bumi jumlah air tawar yang ada hanya 3%. Dari jumlah 3% ini, 68,7% terperangkap di es dan gletser. Sisanya, 31,3% merupakan air tawar yang bisa diakses seperti air tanah, danau, sungai, dan lainnya.
“Hanya kurang dari 1% air di bumi yang dapat dimanfaatkan,” kata Hendarmawan.
Oleh karena itu, teknologi pengelolaan tepat guna serta peran bersama masyarakat tidak terelakkan, perlu teknologi sederhana dan murah dengan sosialisasinya berbasis kearifan lokal masyarakat sekitarnya. Seperti, pembuatan biopori di sekitar tempat tinggal atau setiap rumah harus menyiapkan sumur resapan untuk membantu meningkatkan terserapnya air ke tanah.
Hendarmawan menjelaskan, pada wilayah yang terjadi krisis air, penggunaan air tanah untuk industri sudah harus dihentikan. Air untuk keperluan industri seluruhnya harus bersumber dari air tanah permukaan. Jika itu semua bisa dilaksanakan, maka sumber daya air bisa terbarui atau berkelanjutan.
Menurut data LSM Kehati yang disampaikan penelitinya, Mochamad Saleh, pengambilan air tanah di Bandung sebanyak 38,6 juta meter kubik pada tahun 1980, menjadi 46,8 juta meter kubik pada tahun 1990. Dan, kondisi tutupan hutan (sebagai sumber air) sudah banyak berkurang akibat alih fungsi lahan/penebangan. Serta hampir semua aktivitas manusia memerlukan air, seperti pertanian, perkebunan, sampai aktivitas rumah tangga.
“Inilah yang menyebabkan penurunan permukaan air tanah dalam mencapai 0,01-0,08 meter per bulan,” tegas Saleh.
Untuk mengurangi penurunan permukaan air tanah itu, Saleh mengajak para blogger menghemat air, menanam pohon, mengolah limbah cair rumah tangga, dan mengolah sampah organik yang ada.
Dengan pengetahuan kita mengenai air ini, pembicara berharap kepada semua masyarakat, khususnya para blogger, melakukan gerakan konservasi ini pada diri sendiri. Syukur-syukur bisa memperluas pengetahuan ini melalui blog masing-masing.
Dimuat juga di harian INILAHKORAN, Rabu (7/12/2011)
No comments:
Post a Comment