KOTA
Bandung yang biasa diguyur hujan, Sabtu (17/12/11) sore tampak cerah. Anak-anak
usia SD, SMP sampai SMA, sudah sejak pukul 14.00 WIB datang ke Kafe MU di Mal
Paris van Java, Jalan Sukajadi.
Mereka
terlihat antusias ketika mendapat suvenir kipas dan brosur-brosur pertunjukkan Musikal
Laskar Pelangi (MLP) yang dibagikan panitia. Setelah itu, sebagian mereka
berebut mengintip melalui jendela kaca yang mengelilingi kafe. Sebagian lagi
ada yang duduk-duduk di pelataran kafe yang cukup luas, rindang, dan bersih
itu.
Ternyata
saat itu mereka sedang menunggu bintang tamu acara Roadshow MLP Goes to
Bandung. Acara yang digagas Ancol dan MLP Highlights ini bertujuan mengajak
masyarakat Bandung menyaksikan karya besar tim MLP yang akan diadakan
Sabtu (24/12/2011) hingga Sabtu (7/1/2012) di Dunia Fantasi (Dufan), Taman
Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Pada
acara roadshow itu, hadir Toto Arto (Produser MLP), Jay Subyakto (Production
Designer), Hartati (Koreografer), Winarto (Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol),
serta para pemain dan pendukung MLP.
Pada
kesempatan tatap muka dengan media Bandung, Jay Subyakto mengharapkan MLP bisa
keliling ke Indonesia. “Inilah potret dunia pendidikan di Indonesia. Tempat-tempat
yang sangat berlimpah hasil buminya, tapi penduduknya tidak bisa bersekolah,”
katanya menggambarkan cerita MLP yang terinspirasi suksesnya film Laskar
Pelangi.
Jay juga
mengingatkan agar anak-anak Indonesia tidak terlalu bangga dengan budaya Barat.
Cobalah gali budaya-budaya daerah yang keren apalagi Bandung sebagai
kota kreatif. Dan ini semua akan dibuktikan di pementasan musikal nanti di
Ancol.
“Lalu apa
MLP mau tampil di Bandung?” tanya salah satu perwakilan media.
Menjawab
tantangan tersebut Toto mengatakan ingin sekali tampil di Bandung. “Tapi tolong
pengaruhi Bapak Wali Kota, supaya punya gedung yang memadai untuk kita bisa
tampil di Bandung,” ujar Toto.
Winarto
menambahkan, tiadanya gedung pertunjukan yang memadai menjadi handicap kenapa
MLP tidak bisa tampil di Bandung.
Karena
memang pementasan MLP memerlukan gedung pertunjukan yang representatif,
terutama buat menampung seluruh pemain, serta semua kru, produser, serta
menampung semua penonton.
Antusiasme
calon penonton MLP pun langsung terlihat. Terbukti dari semua pertunjukan yang
pernah dilaksanakan di Ancol sampai dua kali, semua tiketnya sold out atau
terjual habis. Begitu juga saat MLP mengadakan pentas di Singapura. Semua tiket
juga terjual habis.
Ketika
ditanya wartawan, Risa (11) dan Fani (12), kini masih duduk di Kelas VI SD
Angkasa I Kota Bandung, yang sejak awal terus mengikuti acara roadshow ini,
mengatakan ingin sekali bisa menyaksikan Musikal Laskar Pelangi di Ancol nanti.
“Tapi
memang lebih enak, kalau MLP bisa tampil di Bandung,” kata mereka antusias.
Tapi
kira-kira kapan ya, harapan ini bisa terpenuhi, kalau gedung pertunjukan
yang representatif di Bandung belum juga ada?
Dimuat juga di HU INILAHKORAN, Senin 19 Desember 2011
No comments:
Post a Comment