Terorisme Bukanlah Watak Islam Indonesia
ROSIHAN Anwar, “Terorisme bukanlah watak Islam Indonesia. Ia merupakan paham impor yang mendapat ruang di tengah kemiskinan dan lemahnya kepemimpinan nasional.”
Itulah salah satu penegasan Rosihan Anwar dalam bukunya yang berjudul Jatuh Bangun Pergerakan Islam di Indonesia. Buku dengan ketebalan 122 halaman, yang diterbitkan ulang oleh Fadli Zon Library pada Juli 2011, menjelaskan cuplikan secara garis besar pergumulan ideologi di Indonesia dengan gaya cerita yang sederhana. Penulis tahu betul konstruksi perkelahian aliran-aliran itu karena dia berada di tengah pusaran. Penulis mengalami hidup di lima zaman, dari mulai zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman Orde Lama, Orde Baru, sampai zaman Reformasi yang karut-marut ini. Dia mencatat dari dekat dan kadang terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah perjalanan bangsa.
Buku ini diterbitkan untuk mengenang 100 hari wafatnya Rosihan Anwar yang telah meninggalkan kita semua pada 14 April 2011 lalu. Dalam perjalanan hidupnya, dia dikenal sebagai wartawan senior, selama 67 tahun telah berkecimpung di dunia jurnalistik, antara lain menjadi Pemimpin Redaksi Harian Pedoman dan Majalah Siasat serta koresponden berbagai penerbitan luar negeri. Pernah juga menjadi Ketua Umum PWI Pusat. Hingga akhir hayatnya dia aktif menulis kolom maupun buku.
Mulanya, penulis mendapatkan ide menulis buku ini dalam sebuah percakapan dengan tokoh-tokoh LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia) yaitu almarhum H Usmar Ismail dan H Asrul Sani. Tokoh-tokoh budayawan Islam itu menyampaikan agar Rosihan bisa menuliskan sejarah pergerakan Islam dan kebangsaan di Indonesia sebagai pengetahuan bagi generasi muda Indonesia.
Berawal dari tulisan-tulisan penulis yang dimuat pada media massa saat itu, yaitu harian Angkatan Bersenjata dan majalah Pembina. Ternyata mendapatkan sambutan baik dari khalayak pembaca untuk membukukan karangan-karangan itu. Selanjutnya, kumpulan tulisan itu dibukukan. Buku ini, berbentuk surat yang ditujukan kepada anak penulis, Aida Fathya, tentang pergerakan Islam di Indonesia. Surat penulis pada anaknya ini hanyalah gaya atau cara bertutur. Ini seperti orang tua bicara pada anaknya.
Membaca buku ini, pembaca akan terbawa dan terasa menambah literatur tentang sejarah Islam di Indonesia sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan melaksanakan dakwah Islam. Di samping itu, buku ini dapat membantu para mahasiswa dan pelajar yang ingin mengetahui dan menambah pengetahuan bagaimana sejarah pergerakan rakyat Indonesia pada waktu itu.
Rosihan Anwar, menurut Fadli Zon, merupakan tokoh yang lugas dalam bicara, kadang-kadang sinis atau mengejek. Orang Minang bilang tukang “ceme’eh”. Namun, apa yang disampaikan Rosihan sebenarnya adalah kenyataan, sering kali kenyataan yang pahit. Dia berani bicara apa adanya, tanpa sensor dan mungkin kurang diplomatis. Rosihan mempunyai keuntungan karena ia selalu berada di dekat dan di tengah perubahan zaman. Gerak dan laju sejarah dicatatnya dari dekat.
Judul Buku : Jatuh Bangun Pergerakan Islam di Indonesia
Penulis : Rosihan Anwar
Penerbit : Fadli Zon Library
Cetakan : Kedua, Juli 2011
Jumlah Halaman : 122 hal; 14,5 cm x 21 cm
ISBN : 978-602-99458-2-9
Harga : Rp45.000
Suro Prapanca
Dimuat di HU INILAHKORAN, Minggu 26 Februari 2012
No comments:
Post a Comment