TEBAL BUKU & ISBN:
232 halaman; 978-602-7870-02-4
PENULIS:
Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn.
PENERBIT:
Kaifa, Penerbit Mizan TAHUN TERBIT:
Desember 2012
Berdasarkan pengalamannya belasan tahun selaku praktisi, pengajar, dan pelatih kenotariatan, penulis menghadirkan serial Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer. Setelah empat buku terbit dalam serial “Kiat-kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak”: Mendirikan Badan Usaha, Mengatasi Masalah Hukum Pertanahan, Akad Syariah, dan Hukum Jaminan Perbankan, dalam buku kelimanya ini, Irma Devita kembali hadir membantu Anda memahami seluk-beluk hukum waris, baik dalam hukum Islam maupun hukum perdata.
Praktisi hukum ini menyertakan banyak ilustrasi, contoh kasus, dan analogi dalam kehidupan sehari-hari. Tanya-jawab masalah yang sering muncul pun menyertai pembahasan tentang hukum waris baik secara waris perdata Barat maupun waris Islam. Ini memberikan wacana baru bahwa mempelajari dan menerapkan hukum itu sangat mudah dan praktis. Tak hanya masyarakat awam yang akan mendapatkan kiat praktis sebelum meminta bantuan notaris, para mahasiswa hukum dan/atau kenotariatan akan memperoleh pencerahan pula. Bahkan, para praktisi hukum akan mendapatkan alternatif solusi dalam menangani hukum waris dan pewarisan. Selamat membaca!
Friday, December 6, 2013
Buku Baru - OASE Kehidupan
TEBAL BUKU & ISBN:
178 halaman; 979-24-5766-6
PENULIS:
Abu Dzikra
Sodik Hasanuddin
PENERBIT:
Marja
Merujuk kisah-kisah hikmah sebagai teladan dari para pemimpin pada masa-masa awal kejayaan Islam sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Kisah-kisah tersebut meskipun terjadi lebih dari tiga belas abad yang lalu, tetapi masih tetap relevan untuk dijadikan contoh teladan bagi para pemimpin pada masa sekarang ini, mulai tingkat terendah sampai dengan pemimpin tertinggi.
Di negeri kita yang masyarakatnya bersifat paternalistis ini, peran pemimpin sangatlah penting. Pemimpin sering dijadikan contoh teladan oleh rakyat dan para pejabat yang ada di bawahnya. Kalau pemimpin jujur, adil, dan amanah, maka manfaatnya akan terasa kepada rakyat dan para pejabat di bawahnya.
Sebaliknya, kalau pemimpinnya tidak jujur, tidak mempunyai integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri serta kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya juga melakukan hal serupa. Akhirnya muncul di masyarakat krisis kepercayaan kepada para pemimpin. Bagaimanakah para pemimpin pada masa awal keemasan Islam itu melaksanakan amanah yang telah diembannya? Selamat membaca!
178 halaman; 979-24-5766-6
PENULIS:
Abu Dzikra
Sodik Hasanuddin
PENERBIT:
Marja
Merujuk kisah-kisah hikmah sebagai teladan dari para pemimpin pada masa-masa awal kejayaan Islam sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Kisah-kisah tersebut meskipun terjadi lebih dari tiga belas abad yang lalu, tetapi masih tetap relevan untuk dijadikan contoh teladan bagi para pemimpin pada masa sekarang ini, mulai tingkat terendah sampai dengan pemimpin tertinggi.
Di negeri kita yang masyarakatnya bersifat paternalistis ini, peran pemimpin sangatlah penting. Pemimpin sering dijadikan contoh teladan oleh rakyat dan para pejabat yang ada di bawahnya. Kalau pemimpin jujur, adil, dan amanah, maka manfaatnya akan terasa kepada rakyat dan para pejabat di bawahnya.
Sebaliknya, kalau pemimpinnya tidak jujur, tidak mempunyai integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri serta kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya juga melakukan hal serupa. Akhirnya muncul di masyarakat krisis kepercayaan kepada para pemimpin. Bagaimanakah para pemimpin pada masa awal keemasan Islam itu melaksanakan amanah yang telah diembannya? Selamat membaca!
Resensi Buku: The Geography of BLISS
Judul Resensi Buku:
KEBAHAGIAAN di Penjuru Dunia
(Resensi Buku: The Geography of Bliss) -- SUNGGUH, Eric Weiner ingin melihat dunia, terutama dengan dana dari pihak lain. Maka dia menjadi jurnalis, membawa tas punggung dan buku catatannya, lalu menjelajahi dunia. Hasilnya adalah buku The Geography of Bliss ini. Penulis membawa pembaca melanglangbuana ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika … untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.
Apakah orang-orang di Swiss lebih bahagia karena negara mereka paling demokratis di dunia? Apakah penduduk Qatar menemukan kebahagiaan di tengah gelimang dolar dari minyak mereka? Apakah Raja Bhutan seorang pengkhayal karena berinisiatif memakai indikator kebahagiaan rakyat yang disebut Gross National Happiness sebagai prioritas nasional? Kenapa penduduk Islandia, yang suhunya sangat dingin dan jauh dari mana-mana, termasuk negara yang warganya paling bahagia di dunia? Kenapa di India kebahagiaan dan kesengsaraan bisa hidup berdampingan? Ingin tahu jawabannya, coba baca lebih lanjut resensi buku ini di Best-seller Books, lalu segera dapatkan bukunya.
KEBAHAGIAAN di Penjuru Dunia
(Resensi Buku: The Geography of Bliss) -- SUNGGUH, Eric Weiner ingin melihat dunia, terutama dengan dana dari pihak lain. Maka dia menjadi jurnalis, membawa tas punggung dan buku catatannya, lalu menjelajahi dunia. Hasilnya adalah buku The Geography of Bliss ini. Penulis membawa pembaca melanglangbuana ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika … untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.
Apakah orang-orang di Swiss lebih bahagia karena negara mereka paling demokratis di dunia? Apakah penduduk Qatar menemukan kebahagiaan di tengah gelimang dolar dari minyak mereka? Apakah Raja Bhutan seorang pengkhayal karena berinisiatif memakai indikator kebahagiaan rakyat yang disebut Gross National Happiness sebagai prioritas nasional? Kenapa penduduk Islandia, yang suhunya sangat dingin dan jauh dari mana-mana, termasuk negara yang warganya paling bahagia di dunia? Kenapa di India kebahagiaan dan kesengsaraan bisa hidup berdampingan? Ingin tahu jawabannya, coba baca lebih lanjut resensi buku ini di Best-seller Books, lalu segera dapatkan bukunya.
Labels:
RESENSI BUKU
Location:
Bandung, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Thursday, December 5, 2013
Resensi Buku - KAMUS ISME-ISME
KAMUS ISME-ISME Pertama di Indonesia
Isme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan akhiran pembentuk nomina yang berarti sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi: misalnya terorisme, liberalisme, komunisme, dan isme-isme yang lain. Di sini, KAMUS ISME-ISME, Yapi Tambayong (sang penulis) mempersembahkan kamus yang mungkin belum pernah ada dalam peta kepustakaan kita atau pertama kalinya hadir mewarnai dunia kepustakaan di Indonesia.
Dalam kamus dengan tebal 368 halaman ini, Yapi Tambayong, yang juga memiliki beberapa nama samaran, seperti Remy Sylado, Alif Danya Munsyi, dan Dova Zila, mendasarkan isme-isme atau ajaran-ajaran ini tidak hanya dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Juga, berdasarkan filsafat, teologi, seni, hukum, psikologi, biologi, serta medis.
Isme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan akhiran pembentuk nomina yang berarti sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi: misalnya terorisme, liberalisme, komunisme, dan isme-isme yang lain. Di sini, KAMUS ISME-ISME, Yapi Tambayong (sang penulis) mempersembahkan kamus yang mungkin belum pernah ada dalam peta kepustakaan kita atau pertama kalinya hadir mewarnai dunia kepustakaan di Indonesia.
Dalam kamus dengan tebal 368 halaman ini, Yapi Tambayong, yang juga memiliki beberapa nama samaran, seperti Remy Sylado, Alif Danya Munsyi, dan Dova Zila, mendasarkan isme-isme atau ajaran-ajaran ini tidak hanya dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Juga, berdasarkan filsafat, teologi, seni, hukum, psikologi, biologi, serta medis.
Resensi Buku - SOMEBODY ASKED ME
Anda Bertanya, Ustaz Aceng Menjawab
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, kegiatan dakwah tidak mesti dengan bahasa lisan dan disampaikan di atas mimbar atau podium. Pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) juga bisa dilakukan guna memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (internet) dan jejaring sosial. Misalnya, dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Berangkat dari situlah Ustaz Aceng Karimullah, menyampaikan dakwah model ini.
H Aceng Karimullah, menyusun buku SOMEBODY Asked ME ini dari kumpulan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan melalui e-mail para jemaah majelis taklim Keluarga Muslim Trakindo Group. Ustaz yang mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 1987 ini berlatar belakang pendidikan pesantren tradisional di Garut dan Bandung (Jawa Barat) serta Jombang dan Kediri (Jawa Tengah).
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, kegiatan dakwah tidak mesti dengan bahasa lisan dan disampaikan di atas mimbar atau podium. Pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) juga bisa dilakukan guna memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (internet) dan jejaring sosial. Misalnya, dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Berangkat dari situlah Ustaz Aceng Karimullah, menyampaikan dakwah model ini.
H Aceng Karimullah, menyusun buku SOMEBODY Asked ME ini dari kumpulan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan melalui e-mail para jemaah majelis taklim Keluarga Muslim Trakindo Group. Ustaz yang mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 1987 ini berlatar belakang pendidikan pesantren tradisional di Garut dan Bandung (Jawa Barat) serta Jombang dan Kediri (Jawa Tengah).
Tuesday, October 22, 2013
Resensi Buku - IDRIS SARDI, Perjalanan Maestro Biola Indonesia
Perjalanan MAESTRO BIOLA INDONESIA
Kemana pun pergi gendang suara telinga kita
Apabila masih dengan biola ada urusannya
500 musik dan teater, 900 aransemen banyaknya
Maka dengan Idris Sardi pasti kita bertemunya
Bagaimana bunyi dawai itu kok bisa jadi semacam sihir yang mencekam
Mengiris menyayat perasaan, air mata menitik diam-diam
Tapi juga kepala bisa bergoyang kiri dan kanan karena riang
….
Penggalan puisi yang sengaja Taufiq Ismail sampaikan khusus untuk Sang Maestro Biola, yang dikutip dalam buku ini. Barangkali bila kita berbicara biola, ingatan kita tertuju pada Idris Sardi. Ya, Idris Sardi, yang lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 adalah seorang pemain biola Indonesia. Dia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Mas Sardi.
Kemana pun pergi gendang suara telinga kita
Apabila masih dengan biola ada urusannya
500 musik dan teater, 900 aransemen banyaknya
Maka dengan Idris Sardi pasti kita bertemunya
Bagaimana bunyi dawai itu kok bisa jadi semacam sihir yang mencekam
Mengiris menyayat perasaan, air mata menitik diam-diam
Tapi juga kepala bisa bergoyang kiri dan kanan karena riang
….
Penggalan puisi yang sengaja Taufiq Ismail sampaikan khusus untuk Sang Maestro Biola, yang dikutip dalam buku ini. Barangkali bila kita berbicara biola, ingatan kita tertuju pada Idris Sardi. Ya, Idris Sardi, yang lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 adalah seorang pemain biola Indonesia. Dia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Mas Sardi.
Wednesday, October 16, 2013
Resensi Buku - INFERNO
INFERNO, Jurang Neraka Tanpa Dasar
Novel Inferno (Neraka) karya Dan Brown ini memiliki hubungan erat dengan mahakarya sastra Italia, Divina Commedia atau yang dikenal dengan nama Divine Comedy dalam bahasa Inggris. Puisi karya sastrawan besar Italia, Dante Alighieri, ini menceritakan perjalanan Dante—yang dipandu oleh Virgil—dalam mengunjungi tiga alam, Inferno (neraka), Purgatorio (api penyucian), dan Paradiso (surga). Inferno, yang merupakan awal dari karya ini adalah judul yang dipilih oleh Dan Brown untuk novel terbarunya.
Sejak bulan Mei 2012, Brown memang telah mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku baru, meskipun ia menutupi topik yang sedang ditulisnya. Brown baru mengungkapkan lebih banyak informasi—menjelang penerbitan—bahwa novel ini akan berlatar di Eropa, di salah satu tempat paling mengagumkan yang pernah dikunjungi olehnya. Sama seperti Angels & Demon, Brown kembali menggunakan Italia sebagai latar novelnya, dan melanjutkan petualangan professor sejarah seni dan simbologi favorit, Robert Langdon.
Novel Inferno (Neraka) karya Dan Brown ini memiliki hubungan erat dengan mahakarya sastra Italia, Divina Commedia atau yang dikenal dengan nama Divine Comedy dalam bahasa Inggris. Puisi karya sastrawan besar Italia, Dante Alighieri, ini menceritakan perjalanan Dante—yang dipandu oleh Virgil—dalam mengunjungi tiga alam, Inferno (neraka), Purgatorio (api penyucian), dan Paradiso (surga). Inferno, yang merupakan awal dari karya ini adalah judul yang dipilih oleh Dan Brown untuk novel terbarunya.
Sejak bulan Mei 2012, Brown memang telah mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku baru, meskipun ia menutupi topik yang sedang ditulisnya. Brown baru mengungkapkan lebih banyak informasi—menjelang penerbitan—bahwa novel ini akan berlatar di Eropa, di salah satu tempat paling mengagumkan yang pernah dikunjungi olehnya. Sama seperti Angels & Demon, Brown kembali menggunakan Italia sebagai latar novelnya, dan melanjutkan petualangan professor sejarah seni dan simbologi favorit, Robert Langdon.
Subscribe to:
Posts (Atom)