Saturday, July 21, 2012

Resensi Buku - Cahaya di Atas Cahaya

Ketika masih berguru menuntut ilmu. Imam Syafi’i pernah mengeluh dan bertanya kepada sang guru, “Wahai Guru, mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah kupahami?” Kemudian sang guru yang bijak menjawab, “Ilmu itu ibarat cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat.” Inilah kisah yang dinukil penulis untuk menggambarkan bahwa sesungguhnya ilmu adalah cahaya.

Semua itu menunjukkan, sesungguhnya ilmu memiliki sumber nilai-nilai keilahian. Titik kesucian ilmu terletak pada sumbernya yang berasal dari Allah dan fungsinya sebagai pemberi petunjuk bagi kehidupan. Dengan demikian, orang berilmu sudah seharusnya memerankan dirinya sebagai pemberi cahaya bagi lingkungannya, sebagaimana Allah menjadi Sumber cahaya bagi langit dan bumi.

Buku berjudul Cahaya di Atas Cahaya ini adalah buku ketiga yang dia tulis Oki Setiana Dewi —akrab disapa OSD—, yang mengawali kariernya sebagai seorang bintang film dan sinetron. Selanjutnya dia melebarkan keahliannya dalam bidang tulis-menulis. Sebelumnya, Oki telah menulis 2 buku bestseller berjudul Melukis Pelangi (2011) dan Sejuta Pelangi (2012).

Dalam buku catatan perjalanan spiritual setebal 344 halaman ini, Oki menceritakan pengalamannya mencari ilmu di Kota Mekah. Mekah sebagai kota cahaya yang mempertemukannya dengan cahaya ilmu di sana. Bukan saja ilmu yang ada di dalam gedung universitas, tapi ilmu yang tersebar dalam setiap sudut Kota Mekah.

Misalnya saja, saat Oki yang dari awal sudah berprasangka rasanya tidak mungkin mewujudkan keinginannya belajar di Ummul Qura, kampus yang begitu diidamkan banyak orang. Bahkan, teman-temannya di Indonesia pun sudah menitip kepada Oki satu tas kecil khusus yang berisi titipan doa supaya Oki mau memanjatkannya di depan Multazam agar mereka bisa kuliah di sana.

“Oki sendiri … apakah ada keinginan belajar di sana?” Mbak Taqi bertanya.

“Mataku melebar mendengarnya. Tentu saja! Dengan bersemangat aku utarakan keinginanku belajar di sana. Kendati aku pesimis karena proses penyeleksian di kampus itu amat ketat dan harus dilengkapi persyaratan administrasi yang detail, juga harus menanti jawaban cukup lama. Sementara kehadiranku di Mekah hanyalah sebentar. Rasanya tidak mungkin.”

“Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, Oki. Bukankah demikian, Moona?” sahut Mbak Taqi.

“Ya, manusia kerap membatasi kemampuan Allah karena membandingkannya dengan kemampuan dirinya. Tentu saja tak sama kemampuan Allah dengan kemampuan kita makhluk-Nya.”

Itulah sepenggal cerita yang dihimpun Oki Setiana Dewi dalam buku ini. Suka dan duka, senyum dan derai air mata, ikut menghiasi hari-hari Oki dalam perjalanan memenuhi dahaga cintanya kepada Mekah, kota yang sangat dirindukannya. Di Mekah pula, Oki menemukan cinta pertamanya, yang tak bisa dia pungkiri, telah begitu memesona hatinya.

Masih banyak lagi kisah lain yang ditulis Oki dalam buku ini. Dengan bahasa yang teratur dan jujur, buku ini membawa pembaca larut dalam berbagai kisah tentang kesungguhan mewujudkan mimpi, persahabatan dan persaudaraan, serta arti cinta dan pengorbanan.

Judul : Cahaya di Atas Cahaya
Penulis : Oki Setiana Dewi
Diterbitkan : Penerbit Mizania
Cetakan I : Juni 2012
Jumlah Halaman : 344 halaman
ISBN : 978-602-4255-22-5
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 20,5 cm
Kategori : Kisah Inspiratif

(Suro Prapanca) 
Bandung, 20 Juli 2012 

No comments: