Wednesday, October 3, 2012

INSPIRASI - Asa Bandung Raih Predikat Kota Buku Sejagat

Bandung - Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jawa Barat Anwaruddin mengatakan, kendati Kota Bandung tak dikenal sebagai kota pelajar, namun warga Kota Bandung lekat dengan iklim intelektual.

"Buktinya, ada 22 universitas negeri dan swasta di sini. Jumlah mahasiswa pun semakin banyak setiap tahunnya. Ditambah menjamurnya ratusan penerbit yang menelurkan ribuan judul buku tiap tahun. Kini tercatat ada 179 penerbit resmi terdaftar di IKAPI Jabar," terang Anwar dalam sambutan pembukaan acara Pameran Buku Bandung 2012 di Gedung Landmark, Jalan Braga Kota Bandung, Selasa (2/10).

INSPIRASI - Pram dan Larangan Buku-Bukunya

BUKU, bagi Pramoedya Ananta Toer, dianggap seperti anaknya sendiri. Setelah dewasa, mereka lepas dari orangtua dan bisa membangun hidup sendiri. Maka, mau dilarang, diinjak, ataupun dibakar, itu merupakan sejarah buku itu sendiri, kata ayah enam orang anak itu.

Dengan prinsip seperti itu, ia tak merasa perlu berutang budi kepada mereka yang meminta pemerintah agar mencabut pelarangan buku-bukunya. Walau tak bisa dimungkiri, sebagaimana umumnya pengarang, Pram akan senang bila buah pikirannya dibaca orang. Inilah yang mungkin terjadi pada buku Hoakiau di Indonesia. Buku karangannya yang dilarang dan dalam waktu dekat akan dicetak lagi ini diduga bakal laris terjual. Ketika diterbitkan pada 1960, belum lagi turun dari percetakan, 10 ribu eksemplar buku itu sudah habis terjual. Cetakan berikutnya, dua kali lipat jumlahnya, langsung disita begitu turun dari mesin.

INSPIRASI - SASTRA, SENSOR, DAN NEGARA: Seberapa Jauh Bahaya Bacaan?

Pramoedya Ananta Toer *)

Saya warganegara Indonesia dari etnik Jawa. Kodrat ini menjelaskan, bahwa saya dibesarkan oleh sastra Jawa, yang didominasi oleh sastra wayang, lisan mau pun tulisan, yang berkisah tentang Mahabharata dan Ramayana versi Jawa, serta kunyahan-kunyahan atasnya dengan masih tetap bertumpu pada kewibaan Hindu. Sastra yang dominan ini tanpa disadari mengagungkan kelas atau kasta satria, sedang kelas-kelas atau kasta-kasta di bawahnya tidak punya peran sama sekali. Pekerjaan pokok kasta satria adalah membunuh lawannya. Selain sastra wayang yang agak dominan adalah sastra babad, juga mengagungkan kasta satria, yang di tangan para pujangganya menyulap kejahatan atau kekalahan para raja menjadi mitos yang fantastik.

Sunday, August 26, 2012

Resensi Buku - I Love Monday

Etos Kerja = I Love Monday 

Etos kerja atau semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok sering menjadi kendala atau masalah bagi pribadi orang tersebut, pimpinan, atau bahkan perusahaan atau instansi yang mempekerjakan pegawai/karyawan di tempat mereka bekerja.

Sampai-sampai, misalnya saja, yang sedang ramai-ramainya berita-berita di koran dan televisi, setelah pegawainya memperoleh libur Lebaran, seorang kepala perusahaan maupun kepala daerah atau pemerintahan sengaja menggelar inspeksi mendadak (sidak) agar etos kerja (kehadiran masuk kerja) pegawainya tetap terjaga. Meski, sidak yang digelar tersebut barangkali hanya sedikit saja berdampak pada tingkat produktivitas dan kinerja pegawai.

Monday, August 13, 2012

Resensi Buku - The Accidental Bestseller

Bestseller, Pencapaian Tak Terduga Empat Novelis

Bermula dari persahabatan empat orang berprofesi sebagai penulis yang menyaksikan salah satu sahabatnya, Kendall Aims, tertimpa masalah besar dalam hidupnya, kehancuran terpampang jelas di depan matanya. Bahkan, musibah tersebut terjadi dalam hitungan hari. Suaminya berselingkuh, kariernya sebagai penulis terancam berakhir, dan penjualan bukunya turun drastis.

Berangkat dari bersama-sama berjuang untuk menjadi penulis yang ingin menceritakan sesuatu, mencintai tulisan, dan memiliki keinginan membara untuk melihat hasil kerja keras mereka terpampang di rak toko buku. Di posisi teratas, bersampul cantik, dan didukung penuh oleh penerbitnya. Karena itu, sahabat-sahabat seprofesinya —Mallory, Tanya, dan Faye— terus mendukung dan membantu menemukan kembali keyakinan sahabatnya itu. Seandainya saja sahabat-sahabatnya tidak berada di sisinya, Kendall Aims benar-benar akan menjadi gila.

Monday, August 6, 2012

Resensi Buku - Unforgettable Love

Cinta Sejati Tak Terlupakan

Awalnya, saya sudah mengira, novel ini mungkin akan menarik seperti cerita bila menonton serial televisi Korea yang ditayangkan di televisi swasta di Indonesia. (Walaupun novel ini berasal dari Cina daratan bukan Korea –barangkali ada kemiripan budaya). Ternyata dugaan itu tidak meleset!

Novel dengan tebal 588 halaman yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin dan diberi judul Unforgettable Love (Cinta Sejati Tak Terlupakan) ini berlatar tentang dunia reporter hiburan dan dunia hiburan.

Tuesday, July 31, 2012

INSPIRASI - Nabi: Berhentilah Makan Sebelum Kenyang

Membaca Catatan Pinggir, tulisan rutin Goenawan Mohamad di Tempo, kali ini di edisi 23-29 Juli 2012. Catatan Pinggir dengan judul GARGANTUA, sungguh sesuai dengan kondisi bulan ini, yang bertepatan dengan kewajiban orang Islam menjalankan ibadah wajib Puasa Ramadan.

Gargantua, (cerita satire yang ditulis Francois Rabelais di abad ke-16), pangeran raksasa itu, telah menjadi kata lain dari hasrat yang “tanpa akhir tanpa batas”.

Jadi bila diibaratkan, seorang Gargantua yang berpuasa pada dasarnya seorang gembul yang tak berubah. Hidup, baginya, hanya menunda jamuan besar. Dia berpuasa di siang hari kemudian saat berbuka segala hidangan, apa saja di hadapannya dilahap, ibarat balas dendam.

Rabelais sepertinya ingin mengejek pada orang alim yang sebenarnya tidak bisa alim. Dia tidak setuju 
(kontra-Gargantuanisme, pen) dengan kegembulan Gargantua yang menelan semua dan mengumpulkan kenikmatan dalam perut sendiri.

Pemahaman kontra-Gargantuanisme selalu tersimpan dalam ajaran yang terkait dengan yang suci. Ia tersirat dan tersurat dalam teks agama. Bahkan, di abad ke-6 orang Islam mendengar petuah sederhana tapi jelas dari Nabi Muhammad SAW: “Berhentilah makan sebelum kenyang.”

Tapi, sejarah juga selalu memberi peluang bagi Gargantua baru: mereka yang tak mau berhenti makan karena mereka tak mau merasa kenyang. Mereka melahap apa saja yang bisa dikonsumsi.

Dari zaman ke zaman pertarungan antara Gargantuanisme dan kontra-Gargantuanisme tak pernah berhenti dan tak pernah menang total. Bahkan, kontra-Gargantuanisme bisa bergerak menjadi bagian Gargantuanisme, sebagaimana puasa bisa jadi kesempatan untuk bermewah-mewah dalam hidangan dan sekaligus memaafkan kemewahan.

Di mana batas lapar? Di mana batas kenyang? Tentu Anda lebih mengetahui isi perut Anda sendiri?