Monday, October 24, 2016

Resensi Buku: MULUNG BENTANG

Judul Resensi Buku:
Asyiknya Fiksimini Episode Kedua
(Resensi Buku: Mulung Bentang) -- Di antara yang terus produktif menulis cerita pendek dalam bahasa Sunda yang kemudian disebut dengan fiksimini atau fikmin adalah Kang Dudung Ridwan, yang karya-karyanya kemudian dibukukan dalam “Bulan Buleud dina Jandela” (Maret 2013) yang isinya terdiri atas seratus lebih fiksimini dan “Mulung Béntang” (Mei 2016) ada lebih dari 70 fiksimini.

Dudung Ridwan alias Kang Dudung lahir di Bandung 49 tahun yang lalu. Kang Dudung tertarik dengan sastra sejak kuliah di Fakultas Sastra Unpad (1991). Dari sejak mahasiswa, sering tulis-menulis di koran dan pernah menjadi wartawan di Mandala Minggu (1993). Capek menjadi wartawan –jeung gajihna leutik di koran leutik mah—pindah ke Penerbit ITB sampai dengan 1999 sambil terus melanjutkan kuliah di Fisip Unpad. Sejak itu, pindah kerja lagi ke Penerbit Mizan sampai sekarang, menjadi editor bahasa.

Jadi, “Mulung Bentang” merupakan kumpulan fiksimina karya Kang Dudung yang terbit menjadi buku kedua setelah buku kumpulan fiksimina pertamanya, “Bulan Buleud dina Jandela”. Menurut peresensi, memang menyenangkan membaca fiksimini bahasa Sunda. Berbeda dengan fiksiminia bahasa Indonesia yang panjangnya terbatas sebanyak 144 karakter. Beda lagi dengan cerita pendek basa Sunda yang hampir mirip pendeknya dengan fiksimini bahasa Indonesia tapi berbeda aturannya. Pengin tahu apa itu fiksimini, Anda bisa baca karya kumpulan fiksimini sang penulis di blog Best-seller Books ini.

Fiksimini bahasa Sunda tentu jenis fiksi yang unsur-unsurnya sudah komplet seperti halnya cerita pendek (cerpen). Sudah ada tema, plot, tokoh, konflik, sampai dengan akhir cerita. Pengin tahu apa itu fiksimini bahasa Sunda? Silakan baca kumpulan fiksimini karya sang penulis, Kang Dudung, di atas. Membaca fiksimini karyanya, seperti membaca karya pengarang yang teliti memperhatikan riak kehidupan. Kebanyakan fiksiminia karyanya adalah catatan sehari-hari atau sketsa kehidupan sehari-hari. Padahal sketsanya lumrah dan biasa, tapi sungguh luar biasa kandungan makna di balik ceritanya.

Dari 73 fiksimini dalam buku ini, ada cerita mengenai kehidupan rumah tangga. Tidak hanya cerita tentang konflik antara suami-istri, dari mulai cerita bagaimana kuatnya seorang istri dalam “Supergirl” atau pertengkaran suami-istri dalam “Nu Ceurik Deukeut Sumur”, juga bagaimana hubungan dengan tetangga dalam “Tatangga”. Ada juga beberapa cerita mengenai cinta, tema yang sungguh universal katanya, dalam “Buku”, cerita yang barangkali Anda juga mengalaminya.

Ada juga cerita tentang ingin mendua atau perselingkuhan, cerita religius, seni, kriminal, dan olahraga. Dan masih banyak lagi, bahkan sampai dengan cerita misteri, cerita yang pas dibaca pas malam Jumat, “dunia lain” kata remaja sekarang. Sepertinya susah, bila harus menilai mana cerita-cerita dalam kumpulan fiksimini karya Kang Dudung ini yang paling bagus. Anda, pembaca malah akan menemukan hiburan dan merasa terhibur bila membacanya.

Bagi saya, Suro Prapanca, peresensi, salah satu cerita yang menarik adalah “Ngimpi Saurang Fikminer”:

Barudak, perang téh lain saukur silih témbak make bédil. Sabenerna unggal poé gé aya perang. Ngan teu karasa.

Bajigur perang jeung capucino, eléh bajigur. Kuéh balok éléh ku martabak. Ali agrem éléh ku donat. Tangtang angin éléh ku lemper. Colenak éléh ku brownis. Kulub suuk éléh ku popcorn. Lahang éléh ku es teler. Coet jeung mutuna éléh ku blender. Hawu éléh ku kompor. Minyak tanah éléh ku gas. Aseupan éléh ku rice cooker. Munding éléh ku traktor. Delman éléh ku ojég. Surat éléh ku SMS. Mesin ketik éléh ku laptop. Radio éléh ku tivi. Warung Ma Oting éléh ku supermarkét. Bioskop éléh ku DVD.

Bisa jadi, Barudak, basa Sunda gé bakal éléh ku basa sejen. Ngan satungtung kuring terus nyieun fikmin jeung terus dibaraca ku anjeun, basa Sunda bakal hirup terus. Moal paéh-paéh.

Selamat membaca cerita-cerita menarik lainnya di buku kedua kumpulan fiksimini karya Kang Dudung ini! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.

Judul : MULUNG BENTANG
Penulis : Dudung Ridwan
Penerbit : Media Cendekia Publisher
Cetakan: Mei 2016
Tebal : 104 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14,5 x 21 cm
Kategori : Kumpulan Fiksimini Basa Sunda

No comments: