Pramoedya Ananta Toer *)
Saya warganegara Indonesia dari etnik Jawa. Kodrat ini menjelaskan, bahwa saya dibesarkan oleh sastra Jawa, yang didominasi oleh sastra wayang, lisan mau pun tulisan, yang berkisah tentang Mahabharata dan Ramayana versi Jawa, serta kunyahan-kunyahan atasnya dengan masih tetap bertumpu pada kewibaan Hindu. Sastra yang dominan ini tanpa disadari mengagungkan kelas atau kasta satria, sedang kelas-kelas atau kasta-kasta di bawahnya tidak punya peran sama sekali. Pekerjaan pokok kasta satria adalah membunuh lawannya. Selain sastra wayang yang agak dominan adalah sastra babad, juga mengagungkan kasta satria, yang di tangan para pujangganya menyulap kejahatan atau kekalahan para raja menjadi mitos yang fantastik.
Wednesday, October 3, 2012
Sunday, August 26, 2012
Resensi Buku - I Love Monday
Etos Kerja = I Love Monday
Etos kerja atau semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok sering menjadi kendala atau masalah bagi pribadi orang tersebut, pimpinan, atau bahkan perusahaan atau instansi yang mempekerjakan pegawai/karyawan di tempat mereka bekerja.
Sampai-sampai, misalnya saja, yang sedang ramai-ramainya berita-berita di koran dan televisi, setelah pegawainya memperoleh libur Lebaran, seorang kepala perusahaan maupun kepala daerah atau pemerintahan sengaja menggelar inspeksi mendadak (sidak) agar etos kerja (kehadiran masuk kerja) pegawainya tetap terjaga. Meski, sidak yang digelar tersebut barangkali hanya sedikit saja berdampak pada tingkat produktivitas dan kinerja pegawai.
Etos kerja atau semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok sering menjadi kendala atau masalah bagi pribadi orang tersebut, pimpinan, atau bahkan perusahaan atau instansi yang mempekerjakan pegawai/karyawan di tempat mereka bekerja.
Sampai-sampai, misalnya saja, yang sedang ramai-ramainya berita-berita di koran dan televisi, setelah pegawainya memperoleh libur Lebaran, seorang kepala perusahaan maupun kepala daerah atau pemerintahan sengaja menggelar inspeksi mendadak (sidak) agar etos kerja (kehadiran masuk kerja) pegawainya tetap terjaga. Meski, sidak yang digelar tersebut barangkali hanya sedikit saja berdampak pada tingkat produktivitas dan kinerja pegawai.
Monday, August 13, 2012
Resensi Buku - The Accidental Bestseller
Bestseller, Pencapaian Tak Terduga Empat Novelis
Bermula dari persahabatan empat orang berprofesi sebagai penulis yang menyaksikan salah satu sahabatnya, Kendall Aims, tertimpa masalah besar dalam hidupnya, kehancuran terpampang jelas di depan matanya. Bahkan, musibah tersebut terjadi dalam hitungan hari. Suaminya berselingkuh, kariernya sebagai penulis terancam berakhir, dan penjualan bukunya turun drastis.
Berangkat dari bersama-sama berjuang untuk menjadi penulis yang ingin menceritakan sesuatu, mencintai tulisan, dan memiliki keinginan membara untuk melihat hasil kerja keras mereka terpampang di rak toko buku. Di posisi teratas, bersampul cantik, dan didukung penuh oleh penerbitnya. Karena itu, sahabat-sahabat seprofesinya —Mallory, Tanya, dan Faye— terus mendukung dan membantu menemukan kembali keyakinan sahabatnya itu. Seandainya saja sahabat-sahabatnya tidak berada di sisinya, Kendall Aims benar-benar akan menjadi gila.
Bermula dari persahabatan empat orang berprofesi sebagai penulis yang menyaksikan salah satu sahabatnya, Kendall Aims, tertimpa masalah besar dalam hidupnya, kehancuran terpampang jelas di depan matanya. Bahkan, musibah tersebut terjadi dalam hitungan hari. Suaminya berselingkuh, kariernya sebagai penulis terancam berakhir, dan penjualan bukunya turun drastis.
Berangkat dari bersama-sama berjuang untuk menjadi penulis yang ingin menceritakan sesuatu, mencintai tulisan, dan memiliki keinginan membara untuk melihat hasil kerja keras mereka terpampang di rak toko buku. Di posisi teratas, bersampul cantik, dan didukung penuh oleh penerbitnya. Karena itu, sahabat-sahabat seprofesinya —Mallory, Tanya, dan Faye— terus mendukung dan membantu menemukan kembali keyakinan sahabatnya itu. Seandainya saja sahabat-sahabatnya tidak berada di sisinya, Kendall Aims benar-benar akan menjadi gila.
Monday, August 6, 2012
Resensi Buku - Unforgettable Love
Cinta Sejati Tak Terlupakan
Awalnya, saya sudah mengira, novel ini mungkin akan menarik seperti cerita bila menonton serial televisi Korea yang ditayangkan di televisi swasta di Indonesia. (Walaupun novel ini berasal dari Cina daratan bukan Korea –barangkali ada kemiripan budaya). Ternyata dugaan itu tidak meleset!
Novel dengan tebal 588 halaman yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin dan diberi judul Unforgettable Love (Cinta Sejati Tak Terlupakan) ini berlatar tentang dunia reporter hiburan dan dunia hiburan.
Awalnya, saya sudah mengira, novel ini mungkin akan menarik seperti cerita bila menonton serial televisi Korea yang ditayangkan di televisi swasta di Indonesia. (Walaupun novel ini berasal dari Cina daratan bukan Korea –barangkali ada kemiripan budaya). Ternyata dugaan itu tidak meleset!
Novel dengan tebal 588 halaman yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin dan diberi judul Unforgettable Love (Cinta Sejati Tak Terlupakan) ini berlatar tentang dunia reporter hiburan dan dunia hiburan.
Tuesday, July 31, 2012
INSPIRASI - Nabi: Berhentilah Makan Sebelum Kenyang
Membaca Catatan Pinggir, tulisan rutin Goenawan Mohamad di Tempo, kali ini di edisi 23-29 Juli 2012. Catatan Pinggir dengan judul GARGANTUA, sungguh sesuai dengan kondisi bulan ini, yang bertepatan dengan kewajiban orang Islam menjalankan ibadah wajib Puasa Ramadan.
Gargantua, (cerita satire yang ditulis Francois Rabelais di abad ke-16), pangeran raksasa itu, telah menjadi kata lain dari hasrat yang “tanpa akhir tanpa batas”.
Jadi bila diibaratkan, seorang Gargantua yang berpuasa pada dasarnya seorang gembul yang tak berubah. Hidup, baginya, hanya menunda jamuan besar. Dia berpuasa di siang hari kemudian saat berbuka segala hidangan, apa saja di hadapannya dilahap, ibarat balas dendam.
Rabelais sepertinya ingin mengejek pada orang alim yang sebenarnya tidak bisa alim. Dia tidak setuju (kontra-Gargantuanisme, pen) dengan kegembulan Gargantua yang menelan semua dan mengumpulkan kenikmatan dalam perut sendiri.
Pemahaman kontra-Gargantuanisme selalu tersimpan dalam ajaran yang terkait dengan yang suci. Ia tersirat dan tersurat dalam teks agama. Bahkan, di abad ke-6 orang Islam mendengar petuah sederhana tapi jelas dari Nabi Muhammad SAW: “Berhentilah makan sebelum kenyang.”
Tapi, sejarah juga selalu memberi peluang bagi Gargantua baru: mereka yang tak mau berhenti makan karena mereka tak mau merasa kenyang. Mereka melahap apa saja yang bisa dikonsumsi.
Dari zaman ke zaman pertarungan antara Gargantuanisme dan kontra-Gargantuanisme tak pernah berhenti dan tak pernah menang total. Bahkan, kontra-Gargantuanisme bisa bergerak menjadi bagian Gargantuanisme, sebagaimana puasa bisa jadi kesempatan untuk bermewah-mewah dalam hidangan dan sekaligus memaafkan kemewahan.
Di mana batas lapar? Di mana batas kenyang? Tentu Anda lebih mengetahui isi perut Anda sendiri?
Gargantua, (cerita satire yang ditulis Francois Rabelais di abad ke-16), pangeran raksasa itu, telah menjadi kata lain dari hasrat yang “tanpa akhir tanpa batas”.
Jadi bila diibaratkan, seorang Gargantua yang berpuasa pada dasarnya seorang gembul yang tak berubah. Hidup, baginya, hanya menunda jamuan besar. Dia berpuasa di siang hari kemudian saat berbuka segala hidangan, apa saja di hadapannya dilahap, ibarat balas dendam.
Rabelais sepertinya ingin mengejek pada orang alim yang sebenarnya tidak bisa alim. Dia tidak setuju (kontra-Gargantuanisme, pen) dengan kegembulan Gargantua yang menelan semua dan mengumpulkan kenikmatan dalam perut sendiri.
Pemahaman kontra-Gargantuanisme selalu tersimpan dalam ajaran yang terkait dengan yang suci. Ia tersirat dan tersurat dalam teks agama. Bahkan, di abad ke-6 orang Islam mendengar petuah sederhana tapi jelas dari Nabi Muhammad SAW: “Berhentilah makan sebelum kenyang.”
Tapi, sejarah juga selalu memberi peluang bagi Gargantua baru: mereka yang tak mau berhenti makan karena mereka tak mau merasa kenyang. Mereka melahap apa saja yang bisa dikonsumsi.
Dari zaman ke zaman pertarungan antara Gargantuanisme dan kontra-Gargantuanisme tak pernah berhenti dan tak pernah menang total. Bahkan, kontra-Gargantuanisme bisa bergerak menjadi bagian Gargantuanisme, sebagaimana puasa bisa jadi kesempatan untuk bermewah-mewah dalam hidangan dan sekaligus memaafkan kemewahan.
Di mana batas lapar? Di mana batas kenyang? Tentu Anda lebih mengetahui isi perut Anda sendiri?
Friday, July 27, 2012
Resensi Buku - Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik?
Wanita Karier Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik?
Sekarang ini, banyak pasangan suami-istri yang memilih sama-sama bekerja. Hal ini sejalan makin besarnya kesempatan untuk para wanita bekerja dan berkarier di luar rumah seiring banyaknya tuntutan aspek-aspek lainnya dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Motivasi yang mendasari seorang ibu bekerja di luar rumah bukan sekadar membantu kebutuhan nafkah atau aspek ekonomi semata. Seorang ibu yang bekerja juga ingin mengembangkan aspek kepribadiannya melalui pekerjaan dan kariernya untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan dari pendidikan formal maupun nonformal yang diperoleh.
Tidak bisa dimungkiri, peran ganda wanita sebagai ibu dan sebagai wanita karier menuntut upaya ekstra agar dapat menjalankan peran-peran tersebut secara seimbang dan optimal. Dapat dikatakan bahwa wanita tersebut harus bisa menjadi seorang yang “super”. Istilah ini bukan dalam arti negatif, yaitu mendominasi keluarga, tetapi lebih untuk menggambarkan sikap positif untuk mencapai kesuksesan di dalam keluarga sebagai diri sendiri, istri, ibu, domestic manager—dan sukses juga di luar rumah sebagai ibu bekerja, wanita karier, ataupun anggota organisasi kemasyarakatan lainnya.
Sekarang ini, banyak pasangan suami-istri yang memilih sama-sama bekerja. Hal ini sejalan makin besarnya kesempatan untuk para wanita bekerja dan berkarier di luar rumah seiring banyaknya tuntutan aspek-aspek lainnya dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Motivasi yang mendasari seorang ibu bekerja di luar rumah bukan sekadar membantu kebutuhan nafkah atau aspek ekonomi semata. Seorang ibu yang bekerja juga ingin mengembangkan aspek kepribadiannya melalui pekerjaan dan kariernya untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan dari pendidikan formal maupun nonformal yang diperoleh.
Tidak bisa dimungkiri, peran ganda wanita sebagai ibu dan sebagai wanita karier menuntut upaya ekstra agar dapat menjalankan peran-peran tersebut secara seimbang dan optimal. Dapat dikatakan bahwa wanita tersebut harus bisa menjadi seorang yang “super”. Istilah ini bukan dalam arti negatif, yaitu mendominasi keluarga, tetapi lebih untuk menggambarkan sikap positif untuk mencapai kesuksesan di dalam keluarga sebagai diri sendiri, istri, ibu, domestic manager—dan sukses juga di luar rumah sebagai ibu bekerja, wanita karier, ataupun anggota organisasi kemasyarakatan lainnya.
Wednesday, July 25, 2012
Tahukah Anda - Duduk Bikin Terlena
Banyak yang tidak sadar, terlalu lama duduk bisa celaka. Pada saat duduklah tubuh berhenti bekerja. Tak mengherankan bila berjam-jam duduk bisa mendatangkan beragam penyakit berbahaya: mulai obesitas, stres, sakit jantung, diabetes, hingga kanker.
Yang terjadi ketika Anda duduk:
Setelah duduk: aktivitas listrik di otot kaki menutup; pembakaran kalori turun menjadi 1 per menit; enzim yang membantu memecah lemak turun 90 persen.
Setelah duduk 2 jam: kolesterol baik turun 20 persen.
Setelah 24 jam: efektivitas insulin (hormon pengendali kadar gula) turun 24 persen, meningkatkan risiko diabetes.
Solusinya: jika terpaksa duduk berlama-lama hingga delapan jam, lakukan peregangan, berjalan di tempat, dan melompat. Berjalan akan membakar 3-5 kali kalori.
Aktivitas fisik per hari setelah bangun tidur:
9,3 jam: duduk tak berpindah-pindah.
6,5 jam: aktivitas rendah, seperti berjalan dan berdiri.
0,7 jam: aktivitas kuat, seperti lari dan olahraga.
Duduk lebih dari 6 jam per hari: berisiko meningkatkan kematian 40 persen lebih cepat dalam 15 tahun dibanding mereka yang duduk kurang dari 3 jam.
Persentase peningkatan energi:
Duduk hampir tak ada energi, berdiri 10, berjalan 150, dan naik tangga 220.
9,3 jam sehari waktu duduk: setelah muncul era televisi, komputer, dan pekerjaan di belakang meja –lebih lama dari waktu tidur 7,7 jam.
Duduk yang benar: 135 derajat sudut kemiringan yang disarankan saat duduk. Anda tidak disarankan duduk dengan 90 derajat apalagi 70 derajat.
Bandung, Rabu 25 Juli 2012
Dikutip dari Majalah Tempo 23-29 Juli 2012
Yang terjadi ketika Anda duduk:
Setelah duduk: aktivitas listrik di otot kaki menutup; pembakaran kalori turun menjadi 1 per menit; enzim yang membantu memecah lemak turun 90 persen.
Setelah duduk 2 jam: kolesterol baik turun 20 persen.
Setelah 24 jam: efektivitas insulin (hormon pengendali kadar gula) turun 24 persen, meningkatkan risiko diabetes.
Solusinya: jika terpaksa duduk berlama-lama hingga delapan jam, lakukan peregangan, berjalan di tempat, dan melompat. Berjalan akan membakar 3-5 kali kalori.
Aktivitas fisik per hari setelah bangun tidur:
9,3 jam: duduk tak berpindah-pindah.
6,5 jam: aktivitas rendah, seperti berjalan dan berdiri.
0,7 jam: aktivitas kuat, seperti lari dan olahraga.
Duduk lebih dari 6 jam per hari: berisiko meningkatkan kematian 40 persen lebih cepat dalam 15 tahun dibanding mereka yang duduk kurang dari 3 jam.
Persentase peningkatan energi:
Duduk hampir tak ada energi, berdiri 10, berjalan 150, dan naik tangga 220.
9,3 jam sehari waktu duduk: setelah muncul era televisi, komputer, dan pekerjaan di belakang meja –lebih lama dari waktu tidur 7,7 jam.
Duduk yang benar: 135 derajat sudut kemiringan yang disarankan saat duduk. Anda tidak disarankan duduk dengan 90 derajat apalagi 70 derajat.
Bandung, Rabu 25 Juli 2012
Dikutip dari Majalah Tempo 23-29 Juli 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)