Friday, September 5, 2014

Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat

Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat
Judul Resensi Buku:
Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu

(Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat) -- PERNAHKAH Kita merasa sedih, saat apa yang kita miliki tiba-tiba diambil begitu saja oleh Allah: kekayaan yang kita jaga baik-baik ternyata lenyap hanya dalam hitungan detik? Anak yang kita rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang pergi untuk selamanya? Pekerjaan yang kita impikan lepas dari genggaman? Pasangan yang kita cintai dengan tulus tak lagi bersama?

Begitulah kehidupan ini: ada kesulitan dan kesusahan yang harus dihadapi. Tapi percayalah, selalu ada banyak kemudahan dalam setiap kesulitan. Itulah janji Allah. Dengan kesusahan dan kesulitan itu, Allah ingin kita selalu dekat dengan-Nya, meski Dia lebih dekat daripada urat nadi kita sekalipun. Jangan pernah menjauh dari-Nya, tetaplah mendekat kepada-Nya.

Resensi Buku: How to Make a Baby, Mommy?

Resensi Buku:  How to Make a Baby, Mommy?
Judul Resensi Buku:
Mulailah Pendidikan Seks Sejak dalam Kandungan

(Resensi Buku: How to Make a Baby, Mommy? -- PENDIDIKAN Seks adalah pendidikan sebagaimana pendidikan lain pada umumnya, yaitu pendidikan yang mengandung nilai-nilai informasi untuk mencegah berbagai dampak negatif pada anak dan remaja. Dengan demikian, informasi tentang seks diberikan sesuai dengan konteksnya, yaitu dalam kaitannya dengan norma-norma agama dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, apa yang dilarang, apa yang lazim, dan bagaimana cara melakukannya dengan benar tanpa melanggar aturan.

Sayangnya, seperti juga disebutkan pe-resensi buku Suro Prapanca ini, masih banyak orang tua yang kurang mampu memenuhi kebutuhan anak-anak dan remaja akan informasi yang benar mengenai masalah seks ini. Selain sikap orang tua yang masih belum terbuka tentang seks karena menganggap seks adalah hal yang tabu, juga karena orang tua sendiri banyak yang kurang paham perihal masalah seks. Pengetahuan yang terbatas itulah yang kemudian menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang akurat bagi anak-anak dan remaja mereka.

Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi IBUMU

Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi IBUMU
Judul Resensi Buku:
Sayangi Ibumu, Manfaatkan Kekuatannya

(Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi Ibumu) -- SEMUA Orang berusaha meraih kesuksesan, dari mulai membaca buku, mengikuti bimbingan, belajar, mengaji, hingga mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu. Ada yang menjalaninya dengan mudah, ada pula yang menjalaninya dengan susah payah. Ukuran kesuksesan sendiri, setiap orang tentu berbeda. Ada yang sudah merasa sukses dengan berprofesi A, ada yang merasa sukses jika mencapai tahap B. Bahkan, bagi orang lain, tahap E adalah ukuran kesuksesannya. Jadi, jika berbagai cara sudah dilakukan, tetapi kesuksesan belum kunjung teraih, berhati-hatilah, jangan-jangan Anda hanya menggunakan kekuatan dunia, logika, dan ilmu pengetahuan.

Tidak bisa dimungkiri, seperti resensi yang dimuat di blog Best-seller Books ini, kita hidup dalam sebuah kekuatan besar yang tidak tercapai dengan logika dan ilmu pengetahuan semata, ada kekuatan lain yaitu kekuatan Tuhan. Sebagai orang beriman, kita menyadari berada di dalamnya dan terikat dengan kehendak-Nya. Namun ingat, ini berarti perlu penyeimbang, akan lebih hebat jika kita menggunakan keduanya. Jangan sampai “melupakan kekuatan Tuhan” yang berakibat semakin tinggi kesuksesan dan materi yang didapat, tapi hati terasa semakin aneh dan kosong. Barangkali, Anda sering merasakannya? 

Saturday, July 19, 2014

Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!

Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!
Judul Resensi Buku:
“Mengobati” Karut-marut Penggunaan Bahasa

(Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!) -- BAHASA itu fenomena. Tak hanya berfungsi sebagai lingua franca atau sarana pergaulan antarindividu, ia juga “mewarnai” kehidupan. Bahasa tak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga kesan. Bahasa bisa menjadi bagian dari duka dan bahagia anak manusia. Namun, sering kali pula bahasa hadir tidak semestinya. Bahasa tak salah. Yang salah itu penutur atau penggunanya.

Segala bentuk kekritisan (dan kejenakaan) dalam penggunaan bahasa disampaikan secara utuh dalam buku ini ––buku yang menjadi representasi idealisme berbahasa tujuh penulus muda. Ketujuh penulis ini ––Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas–– menyampaikan kegundahan dan koreksi atas ketidakakuratan penggunaan bahasa. Sangat menjadi best-seller book yang mengulas kebahasaan populer saat ini.   

Resensi Buku: Max Havelaar

Resensi Buku: Max Havelaar
Judul Resensi Buku:
Kisah yang “Membunuh” Kolonialisme

(Resensi Buku: Max Havelaar) -- MULTATULI atau Eduard Douwes Dekker (1820-1887) menulis Max Havelaar setelah selama 18 tahun mengabdi sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karier Multatuli sebagai penulis berlangsung 18 tahun, sama seperti masa kariernya sebagai pegawai pemerintah. Multatuli kemudian mengasingkan diri ke Jerman dan meninggal pada Februari 1887.

Eduard Douwes Dekker adalah mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada pribumi. Satu Best-seller Book yang pada zamannya benar-benar menjadi "Kisah yang Membunuh Kolonialisme".

Monday, July 14, 2014

Resensi Buku: Islamic Character Building

Menjadikan Muslim Berkarakter Qurani

SALAH Satu tujuan pendidikan --seperti disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof H Akhmaloka PhD dalam pengantar buku ini-- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kepeloporan dan kemampuan berkompetisi secara sehat dan sportif serta memiliki tanggung jawab dan etika. Tak terkecuali dalam menyampaikan pendidikan agama/etika, pun harus mengambil sebagian tanggung jawab tersebut. Agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai tujuan pendidikan yang telah disebutkan di atas, menurut Akhmaloka, perlu dilakukan tiga tahapan sistematis yang kerap dinamakan sebagai konsep BAC, yaitu behavior, attitude, dan culture.

Resensi Buku: 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia

Pesepak Bola Muslim di Piala Dunia 2014

DEMAM Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil sana, dapat dirasakan bahkan sampai di Indonesia. Bahkan, sekarang sedang panas-panasnya, setelah memasuki babak perdelapan final. Apalagi nanti bila sudah memasuki babak semifinal, dan terakhir pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh bermiliar mata di penjuru dunia, Final Piala Dunia tanggal 14 Juli 2014. (Dimenangkan oleh Jerman dengan skor Jerman 1 - 0 Argentina, sampai babak pertambahan waktu, Senin (14/7/2014) dini hari.)