Judul Resensi Buku:
Kependudukan, Kunci Sukses Pembangunan
(Resensi Buku: Negeriku; Musibah & Konflik yang Berkepanjangan) -– SALAH Satu kunci sukses pembangunan adalah bagaimana menggerakkan secara optimum potensi sumber daya manusia. Dunia global dengan batas dan sekat yang semakin abstrak, membuat Indonesia sangat rentan terhadap berbagai pengaruh dari luar. Dalam konteks ini, pembangunan sumber daya manusia Indonesia menjadi skala prioritas yang tidak bisa ditunda.
Buku yang sekarang berada di tangan Anda ini adalah buah karya Soeroso Dasar. Pikiran dan perasaannya galau melihat negeri tercinta, yang tak kunjung sembuh didera masalah dan konflik yang berkepanjangan. Buku ini adalah refleksi batin Soeroso ketika mencermati keadaan negeri tempatnya bernaung hidup. Baca juga ulasan buku-buku yang ditulis penulis yang juga peneliti di bidang kependudukan ini di blog Best-seller Books.
Saturday, October 10, 2015
Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan
Judul Resensi Buku:
Menteri Kependudukan sebuah Keniscayaan!
(Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan) -- SEJARAH Panjang program pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di negeri ini diwarnai era pasang surut. Indonesia pernah mengalami periode keemasan, termarginalkan, dan kini periode reposisi. Perjalanan berharga tersebut mestinya dijadikan pelajaran dan menjadi catatan. Ingat, hasil yang kita nikmati hari ini merupakan buah yang pernah ditanam!
Menata masalah pembangunan memang sulit dan rumit. Masalahnya terkadang bukan pada manajemennya yang salah, tetapi lebih sering pada masalah dasarnya, yakni pada desain organisasi. Dalam sistem pemerintahan presidensial, arah pembangunan di Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana para pembantu presiden –dalam hal ini para menteri—mampu merumuskan kebijakan pembangunan itu sendiri. Kali ini Best-seller Books mengetengahkan bacaan yang cukup serius, tapi jangan salah membaca buku ini tidak harus mengernyitkan kening ya.
Menteri Kependudukan sebuah Keniscayaan!
(Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan) -- SEJARAH Panjang program pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di negeri ini diwarnai era pasang surut. Indonesia pernah mengalami periode keemasan, termarginalkan, dan kini periode reposisi. Perjalanan berharga tersebut mestinya dijadikan pelajaran dan menjadi catatan. Ingat, hasil yang kita nikmati hari ini merupakan buah yang pernah ditanam!
Menata masalah pembangunan memang sulit dan rumit. Masalahnya terkadang bukan pada manajemennya yang salah, tetapi lebih sering pada masalah dasarnya, yakni pada desain organisasi. Dalam sistem pemerintahan presidensial, arah pembangunan di Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana para pembantu presiden –dalam hal ini para menteri—mampu merumuskan kebijakan pembangunan itu sendiri. Kali ini Best-seller Books mengetengahkan bacaan yang cukup serius, tapi jangan salah membaca buku ini tidak harus mengernyitkan kening ya.
Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.
Judul Resensi Buku:
Membuka Langkah Mencipta Sejarah
(Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.) -- “Membuka langkah mencipta sejarah, itulah gambaran perjalanan seorang Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH sampai dengan usianya sekarang ini,” cerita Agus M Irkham, penulis buku biografi sang tokoh (Ariyanti), saat memberikan ulasan pada launching buku otobiografi Ariyanti di Hotel Holiday Inn Bandung, Jawa Barat, Rabu 12 Agustus 2015.
Launching buku otobiografi “Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH” sekaligus syukuran peringatan hari jadi yang ke-70 tahun sang tokoh. Hangat, akrab, dan membahagiakan. Tiga kata itu yang dirasakan ketika mengenal lebih dekat Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH, yang lebih akrab disapa dengan Ibu Ariyanti. Meskipun sudah berada di usia senja, dan pernah sakit sangat berat, Ibu Ariyanti masih bisa mengingat banyak hal. Mulai dari masa kecilnya di Cirebon, masa remaja saat sekolah di Semarang, awal pernikahan, mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti, hingga saat menjadi Tenaga Profesional di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI). Termasuk cerita saat menyelesaikan kuliah S-3 di Universiti Kebangsaan Malaysia. Sungguh bacaan menarik bila ingin mengambil teladan dari sang tokoh nasional pendidikan nonformal Indonesia ini di blog Best-seller Books.
Membuka Langkah Mencipta Sejarah
(Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.) -- “Membuka langkah mencipta sejarah, itulah gambaran perjalanan seorang Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH sampai dengan usianya sekarang ini,” cerita Agus M Irkham, penulis buku biografi sang tokoh (Ariyanti), saat memberikan ulasan pada launching buku otobiografi Ariyanti di Hotel Holiday Inn Bandung, Jawa Barat, Rabu 12 Agustus 2015.
Launching buku otobiografi “Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH” sekaligus syukuran peringatan hari jadi yang ke-70 tahun sang tokoh. Hangat, akrab, dan membahagiakan. Tiga kata itu yang dirasakan ketika mengenal lebih dekat Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH, yang lebih akrab disapa dengan Ibu Ariyanti. Meskipun sudah berada di usia senja, dan pernah sakit sangat berat, Ibu Ariyanti masih bisa mengingat banyak hal. Mulai dari masa kecilnya di Cirebon, masa remaja saat sekolah di Semarang, awal pernikahan, mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti, hingga saat menjadi Tenaga Profesional di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI). Termasuk cerita saat menyelesaikan kuliah S-3 di Universiti Kebangsaan Malaysia. Sungguh bacaan menarik bila ingin mengambil teladan dari sang tokoh nasional pendidikan nonformal Indonesia ini di blog Best-seller Books.
Resensi Buku: BASONG HADJI MAGANA
Judul Resensi Buku:
Api Peristiwa Galung Lombok
(Resensi Buku: Basong Hadji Magana) -- PERISTIWA Galung Lombok, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi catatan kelam, sebuah tragedi kejahatan perang pada masa pendudukan Belanda di bumi Sulawesi yang dilakukan Westerling dan pasukannya. Komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Pasukan Khusus dari Nederland Indische Civil Administration (NICA) beserta segenap pasukan pendudukan Belanda telah membantai 40.000 rakyat yang terjadi di Galung Lombok dan sekitarnya di Sulawesi.
Buku “BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok” ini adalah sebuah memoar sang tokoh, yang sekaligus menjadi Panglima Gapri 5.3.1. setelah gugurnya Muhammad Soleh Bandjar, tentang perang mempertahankan kemerdekaan dan perlawanan terhadap negara boneka bentukan Belanda, Negara Indonesia Timur (NIT) di Sulawesi (Negara boneka yang dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar pada 7-24 Desember 1946). Cerita tokoh dari Sulawesi ini baru bisa diterbitkan tahun ini (2015) sejak 1970-an sang tokoh telah mendokumentasikan catatan pribadinya. Dan, Anda pembaca berkesempatan membaca resensinya di blog Best-seller Books.
Api Peristiwa Galung Lombok
(Resensi Buku: Basong Hadji Magana) -- PERISTIWA Galung Lombok, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi catatan kelam, sebuah tragedi kejahatan perang pada masa pendudukan Belanda di bumi Sulawesi yang dilakukan Westerling dan pasukannya. Komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Pasukan Khusus dari Nederland Indische Civil Administration (NICA) beserta segenap pasukan pendudukan Belanda telah membantai 40.000 rakyat yang terjadi di Galung Lombok dan sekitarnya di Sulawesi.
Buku “BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok” ini adalah sebuah memoar sang tokoh, yang sekaligus menjadi Panglima Gapri 5.3.1. setelah gugurnya Muhammad Soleh Bandjar, tentang perang mempertahankan kemerdekaan dan perlawanan terhadap negara boneka bentukan Belanda, Negara Indonesia Timur (NIT) di Sulawesi (Negara boneka yang dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar pada 7-24 Desember 1946). Cerita tokoh dari Sulawesi ini baru bisa diterbitkan tahun ini (2015) sejak 1970-an sang tokoh telah mendokumentasikan catatan pribadinya. Dan, Anda pembaca berkesempatan membaca resensinya di blog Best-seller Books.
Saturday, August 8, 2015
Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip
Judul Resensi Buku:
Pelangi yang Mempertahankan Warna-warni
(Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip) -- “PELANGI Kerlap-kerlip” adalah novel perdana karya Dewi Pelangi, seorang ibu pendidik yang sehari-hari disibukkan dengan kewajibannya mengajar, juga tetap memperhatikan dan mengurus sendiri dua putri buah hatinya, Ratu Audi dan Putri Mawadah.
Sebelumnya, penulis lebih banyak menghasilkan buku-buku dan naskah-naskah karya orang lain untuk disunting/diedit. Sejak lulus dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Jurusan Editing/Penyuntingan, putri kelahiran Bogor ini langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah kemudian diaplikasikan di dunia kerja. Dengan bekerja di dunia media massa dan di beberapa penerbit di Bandung maupun Bogor. Bagi pembaca yang ingin ikut merasakan adukan perasaan yang diilhami dari kisah nyata ini baca dulu blog Best-seller Books ini baru miliki bukunya.
Pelangi yang Mempertahankan Warna-warni
(Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip) -- “PELANGI Kerlap-kerlip” adalah novel perdana karya Dewi Pelangi, seorang ibu pendidik yang sehari-hari disibukkan dengan kewajibannya mengajar, juga tetap memperhatikan dan mengurus sendiri dua putri buah hatinya, Ratu Audi dan Putri Mawadah.
Sebelumnya, penulis lebih banyak menghasilkan buku-buku dan naskah-naskah karya orang lain untuk disunting/diedit. Sejak lulus dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Jurusan Editing/Penyuntingan, putri kelahiran Bogor ini langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah kemudian diaplikasikan di dunia kerja. Dengan bekerja di dunia media massa dan di beberapa penerbit di Bandung maupun Bogor. Bagi pembaca yang ingin ikut merasakan adukan perasaan yang diilhami dari kisah nyata ini baca dulu blog Best-seller Books ini baru miliki bukunya.
Labels:
RESENSI BUKU
Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun
Judul Resensi Buku:
Penulis yang sehari-harinya sebagai pegiat media di harian umum yang terbit seantero Jawa Barat, seolah menjadikan buku motivasi bisnis yang baru terbit ini untuk melengkapi karya-karyanya yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti, “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia”, “11 Wags Paling Hot Abad Ini”, “11 Wags Paling Kontroversial Abad Ini”, “Marc Marquez Si Semut Mirah Pemecah Rekor”, dan “Ide Bisnis Anda Memang Brilian”. Dan resensi buku-buku tersebut dimuat di blog ini Best-seller Books.
Mulailah dan Berhentilah Bicara!
(Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun) -- SATU Lagi di bulan Juli 2015 ini, sang penulis produktif, Budi Safa’at menuangkan idenya dengan menulis buku motivasi “Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun” yang mengajak para insan muda untuk tidak ragu menjemput kesuksesan mereka melalui bisnis. Mulailah dan Berhentilah Bicara!
(Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun) -- SATU Lagi di bulan Juli 2015 ini, sang penulis produktif, Budi Safa’at menuangkan idenya dengan menulis buku motivasi “Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun” yang mengajak para insan muda untuk tidak ragu menjemput kesuksesan mereka melalui bisnis. Mulailah dan Berhentilah Bicara!
Penulis yang sehari-harinya sebagai pegiat media di harian umum yang terbit seantero Jawa Barat, seolah menjadikan buku motivasi bisnis yang baru terbit ini untuk melengkapi karya-karyanya yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti, “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia”, “11 Wags Paling Hot Abad Ini”, “11 Wags Paling Kontroversial Abad Ini”, “Marc Marquez Si Semut Mirah Pemecah Rekor”, dan “Ide Bisnis Anda Memang Brilian”. Dan resensi buku-buku tersebut dimuat di blog ini Best-seller Books.
Labels:
RESENSI BUKU
Monday, June 29, 2015
Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 3
Judul Resensi Buku:
Berjumpa Peradaban Jawa Silam(Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 3) -- SETELAH “Perempuan Bernama Arjuna” karya fiksi bermutu yang bertema “Filsafat dalam Fiksi” beredar akhir tahun 2013, Remy Sylado melanjutkan kisahnya dalam buku “Perempuan Bernama Arjuna 2”. Kemudian April 2015, terbitlah sekuel yang ketiga “Perempuan Bernama Arjuna 3”. Sang penulis, Remy Sylado, yang nama-nama bekennya lebih dikenal (seperti Yapi Tambayong, Alif Danya Munsyi, Juliana C Panda, Dova Zila, dan Jubal Anak Perang Imanuel) dibanding nama aslinya, menulis lanjutan novel fiksi kedua ini dengan tema “Javanologi dalam Fiksi”.
Novel setebal 308 halaman (hampir sama tebal dengan sekuel sebelum-sebelumnya) yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini melanjutkan kisah Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang “insyaf” itu, yang melanjutkan perjalanan ke tanah leluhur Ibunya yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, dan tanah leluhur Bapaknya yang Cina di Solo, Jawa Tengah. Dalam perjalanan inilah, kedua pasangan yang perbedaan umur sangat jauh ini, seolah membawa pembaca mengulas pemikiran, sejarah, dan tamadun bangsa Jawa. Sepertinya akan menjadi best-seller books, bacaan yang bergizi dan bermutu untuk tahu hal-ihwal peradaban Jawa silam.
Subscribe to:
Posts (Atom)