Sketsa Sederhana, tapi Menyentuh Hati
Awalnya berasal dari grup Fiksimini Basa Sunda (FBS) di Facebook, 16 September 2011. Tidak disangka, ternyata peminatnya begitu banyak. Tidak begitu lama, satu per satu terus saja ada peminat yang ingin menjadi anggota grup, tentu saja diikuti karya-karya yang mereka serahkan: cerita pendek dalam bahasa Sunda yang kemudian disebut dengan fikmin.
Walaupun tidak semua anggota grup (yang tercatat sampai akhir Januari 2013, sebanyak 4.063 orang anggota) yang menulis fikmin, tapi bisa disebutkan grup ini tidak sebatas meng-up date status, juga mampu memunculkan pengarang dalam bahasa Sunda. Ratusan anggota aktif mem-posting karyanya, walaupun kebanyakan sih anggota yang mengomentari karya anggota lainnya.
Di antara yang terus produktif itu salah satunya adalah Kang Dudung Ridwan, yang karya-karyanya kemudian dibukukan dalam Bulan Buleud dina Jandela yang isi bukunya terdiri atas lebih dari seratus fikmin.
Membaca karya fikim-fikmin Kang Dudung, seperti membaca karya pengarang yang teliti memperhatikan riak kehidupan. Kebanyakan karyanya adalah catatan sehari-hari atau sketsa kehidupan sehari-hari. Bila dibaca sekilas, sepertinya sketsa ini lumrah dan biasa, tapi bila kita renungkan ternyata mengandung pengertian yang dalam dan menyentuh perasaan.
Fikmin-fikmin Kang Dudung cukup ringan untuk dibaca, tapi tak berarti ringan pula kandungan makna dibalik ceritanya. Seratus lima fikmin yang dibagi dalam tiga bab, ‘Bulan Ceurik’, ‘Bulan Heureuy’, dan ‘Bulan Kayas’ dalam buku ini, bisa dibaca mulai dari mana saja yang Anda suka. Bisa dibaca sebagai hiburan, bisa juga jadi bacaan yang penuh dengan makna, seperti pada fikmin dengan judul ‘Tipi’, ‘Mang Odang’, ‘Si Teteh Diajar Masak’, ‘Diajar Basa Sunda’, dan yang lainnya.
Baik dalam fikmin yang menceritakan tokoh lain, ataupun yang menceritakan diri sendiri (melewati tokoh Kuring atau Saya), pengarang seperti halnya sahabat yang senang berbagi cerita, bercerita dari masa kanak-kanak sampai tua. Cerita mengenai pekerjaan, kehidupan rumah tangga dengan romantikanya, atau cerita yang berhubungan dengan hobi, seperti sepak bola dan bulu tangkis. Sungguh cerita pendeknya menggugah rasa, ada yang senang, ada yang membuat kita kesal, bahkan ada yang sanggup menitikan air mata pembacanya (seperti fikimin ‘Bulan Buleud dina Jandela’). Tak percaya? Anda harus membaca sendiri bukunya. (Tentu saja bagi pembaca yang mengerti bahasa Sunda karena belum dialihbahasakan ke bahasa Indonesia).
Buku perdana karya pengarang dalam bahasa Sunda ini merupakan dokumen untuk generasi berikutnya (anak dan cucu) yang mengerti bahasa Sunda, juga menambah pustaka khususnya bagi bahasa Sunda. Dengan harapan, tentu dengan buku berbahasa Sunda ini bisa menghidup-hidupkan bahasa daerah di Tatar Parahyangan dan berdampingan dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Judul : BULAN BULEUD DINA JANDELA
Penulis : Dudung Ridwan
Penyunting : Basyar Isya
Penerbit : Green Smart Books Publishing
Cetakan : Maret 2013
Tebal : 220 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14,5 x 21 cm
Kategori : Kumpulan Fiksimini Basa Sunda
Bandung, 2 April 2013
Suro Prapanca
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 7 Maret 2013
No comments:
Post a Comment